Hidup adalah perjuangan dan untuk melakukan amal shaleh dibutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Hal ini karena setan dan hawa nafsu terus-menerus mengajak manusia untuk berbuat maksiat. Seseorang yang berbuat kebajikan dan amal sholeh berarti harus berjuang melawan setan dan hawa nafsu. Sungguh disayangkan jika cinta dunia, hasad, ujub, sombong dan riya merusak semua amal kebaikan yang dilakukan dengan perjuangan keras.

Ujub merupakan salah satu penyakit hati. Karena sifatnya penyakit hati maka sifat ini menghinggapi siapa saja, baik orang kaya maupun mereka yang miskin.

Pada kesempatan kali ini saya akan coba mengulas tentang Sifat Ujub. Berikut adalah pengertian, penyebab, dampak negatif, dan cara menghindari penyakit Ujub.

Dalil Naqli

Rasulullah Saw bersabda:

ثلاث مهلكات شخ مطاع وهوى متبع

"Tiga perkara yang membawa kepada kehancuran: pelit, mengikuti hawa nafsu, dan suka membanggakan diri. "(HR. ath-Thabari, hadits Hasan).


Pengertian Ujub

Secara bahasa (etimologi), Ujub, berasal dari Sumber hipnd gest kata "ajabu yang artinya kagum, terheran-heran, takjub. Al-Ijabu hi al-Nafs ( berarti kagum pada diri sendiri. Yaitu ketika kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain.

Secara istilah dapat kita pahami bahwa ujub yaitu suatu sikap membanggakan diri, dengan memberikan satu penghargaan yang terlalu berlebihan kepada kemampuan diri. Imam Ghazali menuturkan, "Perasaan ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaan kepada Allah. Memang setiap orang mempunyai kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain, tetapi milik siapakah semua kelebihan itu? Allah berfirman:

لله ملك السماوات والأرض وما فيهن وهو على كل شيء قدير

"Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. al-Maidah [5]: 120) 

Dengan demikian hakikat ujub adalah membanggakan diri atas kenikmatan yang ia dapati dengan melupakan bahwa itu adalah pemberian dari Allah.


Sebab-sebab Ujub

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya sifat ajub adalah sebagai berikut:

1) Banyak dipuji orang. Pujian seseorang secara langsung kepada orang lain, dapat

menimbulkan perasaan ujub dan egois pada diri orang yang dipujinya.

2) Banyak meraih kesuksesan. Seseorang yang selalu sukses dalam meraih cita-cita dan usahanya akan mudah memiliki perasaan ujub.

3) Kekuasaan. Setiap penguasa biasanya mempunyai kebebasan bertindak tanpa ada protes dari orang di sekelilingnya, dan banyak orang yang kagum dan memujinya. 

4) Mempunyai intelektual dan kecerdasan yang tinggi

5) Memiliki kesempurnaan fisik, orang yang cantik, postur tubuh ideal, tampan dan ia memandang kelebihan yang ada pada dirinya, serta lupa akan keberadaannya sebagai manusia maka akan lebih cenderung kepada sifat ujub.


Dampak Negatif Ujub

1) Ujub akan membawa ke arah kesombongan (kibar), karena juh merupakan salah satu sebab timbulnya kesombongan dan hal itu memberikan pengaruh negatif yang lebih banyak.

2) Meremehkan dosa dihadapan Allah, karena merasa ibadahnya sudah sempurna. 3) Melupakan nikmat atas pemberian dari Allah Swt. karena merasa bahwa keberhasilannya itu merupakan hasil usahanya sendiri bukan pemberian Allah 

4) Tidak takut azab dan kemurkaan Allah karena ia meyakini bahwa ia telah mendapat kedudukan mulia di sisi Allah.

5) Menggugurkan pahala, karena Allah tidak akan menerima amalan kebajikan sedikitpun kecuali dengan ikhlas karena-Nya;

6) Enggan bermusyawarah dan berdiskusi dengan yang lain, juga enggan bertanya mengenai hal yang tidak diketahui. Ia lebih senang pada pendapatnya sendiri.

7) Hilangnya rasa saling menghormati, lenyapnya rasa simpati orang kepadanya dan menanamkan kebencian

8) Enggan menerima nasihat orang lain karena menganggap orang lain lebih bodoh.


Cara Menghindari Ujub

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh setiap muslim agar dirinya terhindar dari penyakit ujub diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Selalu mengingat akan hakikat dirinya, nyawa yang ada dalam tubuhnya semata mata anugerah dari Allah. Andaikata Allah tiba-tiba mengambilnya, maka badannya tidak ada harganya sama sekali.

2) Sadar akan hakikat dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat menanam amal shaleh untuk kebahagiaan di akhirat.

3) Menyadari bahwa sesungguhnya nikmat itu pemberian dari Allah, bukan semata mata hasil usahanya. Ilmu, harta, kesehatan semua itu hanyalah titipan dari Allah

4) Selalu ingat akan kematian dan kehidupan setelah mati

5) Berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari sifat Ujub 

6) Berusaha mau bekerja sama dan hidup saling menghargai.